PERPISAHAN AKIR SEKOLAH
By imania jefri
P.
Di pagi ini aku awali
dengan segelas teh panas hari ini ku bebas karena tidak ada kelas di ruang mata
ini serasa luas letih dan lelah lama lama terkuras teh sudah habis keramuan ku
pun pusas. aku berangkat sekolah untuk mengurus acara perpisahan anak kelas IX,
selain mengurus acara itu aku juga ingin bertemu dengan teman teman ku terutama
dengan seorang yang sangat dekat dengan ku sebelum akhirnya aku berpisah dengan
mereka. Saat aku berjalan menuju gerbang sekolah aku bertemu dengan Zuli, Zuli
adalah teman satu kelas sekaligus satu sekolah, saat aku mau masuk Zuli menyapa
“ Hai
brooo….. apa kabar pagi sekali berang kat nya memang ada acara apa ?”
“Hai juga sob…, aku
datang pagi mau membahas tentang acara perpisahan kita “balasku
sambil menghampirinya.
“ Aku
kira kamu mau apel hehehe” balasku.
“
Ah
kamu tu bisa saja , memang kamu ngak di kasih tau sama teman teman yang lain
kalo hari ini ada musyawarah membahas acara perpisahan ? dan km juga sedang apa
pagi pagi begini tidak pake seragam sudah ada di warung depan sekolah?”
“ Aku
lagi nunggu seseorang” balas Zuli sambil tersenyum
“ Aku tau siapa yang kamu tunggu pasti si
Difta kan hahaha ayo ngaku saja” balasku sedikit
menyindir.
“
haha kamu itu tau saja, yasudah sana kamu
masuk dulu ke sekolah nanti kau menyusul”, balas yuli
“ yasudah
aku ke masuk dulu ya sob…” balasku sambil melangkah menuju sekolah.
Setelah sampai di ruangan perundingan
ternyata yang baru berngkat cuma aku dan Ana, aku pun menghampiri Ana yang sedang menulis sesuatu yang ku belum
mengetahui tentunya dan aku pun menyapanya
“
Hai An sedang apa ? kok sendirian ?”,
“
He’m ni sendirian temenin dong aku gi
buat susunan acara perpisahan ni” balasnya sambil tersenyum
“ Oh
… perlu
bantuan apa ngak
?” balasku
“ tidak
usah ni dah hamper selesai kok, eh omong omong band kamu mau menampilkan lagu
apa?” balas Ana sambil menoleh
“yang
pasti sebuah lagu yang kamu suka hehehe” balasku.
“memangnya lagu
apa ci ?” , balas Ana yang penasaran.
“
ada deh pokoknya….. hehehe” balasku
sambil bercanda.
“ ksih tau dong” balasnya dengan wajah
yang semakin penasaran .
“
lagu ini untuk kejutan saat acara
perpisahan nanti jadi ku tidak bisa beritau kamu saat ini maaf ya” balasku
sambil tersenyum.
“ yah
harus nunggu deh, bagaimana tes seleksi di SMA N 1 Batang?” balas Ana
dengan ekspresi yang seperti akan kehilangan sesuatu
. “ Alhamdulilah
sulit sulit semua hehe” balasku sambil berusaha membuatnya tersenyum.
“aku
doakan semoga kamu dapat diterima di smantang” balasnya dengan ekspresi
antara senyum bahagia dan tangis kesedihan yang terpancar dari tatapan matanya
saat itu, aku hanya dapat membalasya dengan ucapan
“
terimakasih atas doanya”
karena jika aku bercerita lebih bnyak
lagi mkin akan membuatnya sedih jadi aku berusaha berbincang dengan topic yang
lain. Setelah berbincang cukup lama teman teman yang lain pun mulai berdatangan
satu persatu. Sebelum perundingan
dimulai kami berdoa agar mendapat ide ide yang cemerlang untuk menampilkan
acara perpisahan yang sederhana namun sepektakuler, ide demi ide dari otak
kami pun mulai tertuang dan sekenario perpisahan pun telagh siap. Akhirnya aku
dan teman teman bisa kembali ke rumah, namun aku merasa sedih karena aku harus
berpisah dengan salah satu teman yang sangat dekat dengan ku huff… namun tidak apa apa toh besok juga ketemu lagi. sehabis aku pulang
dari diskusi atau perudingan tadi aku berkumpul dengan teman teman satu band di
warung depan sekolah sembari menunggu guru music kami pulang mengajar, band
kami yang terdiri dari seorang pemain ritem yaitu aku sendiri , pemain drum
yang dimainkan oleh Zuli, pemain bas yang dimainkan oleh Aditya , seorang
melodis yaitu Erik dan seorang vokalis bernama Dita, aku dan teman persiapan untuk berlatih lagu yang akan di
tampilkan pada saat acara perpisahan, kami berdiskusi tentang lagu nasional
yang akan ditampilkan, aku mengusulkan
“bagaimana
kalau lagunya Coklat yang berjudul Bendera ?”.
“boleh juga tapi apa kamu tau melodinya” balas
Erik sambil minum es cendol .
“
ya kalo aku si Cuma sekedar tau tapi yang lebih tau kan melodisnya hehe…”
balasku sambil bercanda.
“ huuu
… ya nanti kita diskusikan sama pak hadi guru musik kita” balas Erik.
Jampun sudah menunjukan pukul 01:00
akhirnya waktu yang di nantipun tiba karena pak Hadi telah pulang dari kegiatan
belajar mengajar, kamipun langsung menuju studio music di rumahnya pak Hadi,
setelah sampai disana aku dan teman mampir dulu di sebuah masjid yang tidak
jauh dari rumah pak Hadi disana kami melangsungkan ibadah sholat dzuhur dan
berdoa agar latihan kami berjalan lancar tanpa ada halangan suatu apapun.
selesai beribadah kami bergegas masuk kedalam studio music, lagu yang pertama
aku dan teman teman maikan yaitu lagunya seventeen_jaga selahlu hatimu, lagu
itu biasa untuk pemanasan sebelum memaikan lagu inti yang akan kami tampilkan
pada saat acara perpisahan besok. Lagu demi lagu lirik demi lirik dan nada demi
nada telah kami mainkan dan akhirnya waktu berlatih kami selesai. Langkah demi
langkah kami keluar dari ruangan, hati ku terasa berdebar hebat dan rasa takut
untuk berpisah dari teman teman karena setelah acara perpisahan ini mungkin aku
dan teman teman yang lain akan jarang bertemu. Berpisah untuk mengurusi hidup mereka
masing masing namun aku yakin walau kami berpisah teman sejati akan selalu ada
di hati dan takakan hilang seperti debu yang terhempas angin . Sebelum kami
pulang aku dan teman teman melakukan tos untuk semangat
“ teman
teman mari kita berdoa agar di pentas kita besok dapat berjalan lancar, kita
tampilkan kemampuan terbaik kita, karena besok adalah acara terakhir kita di
sekolah SKIDAM……..joz joz joz” ujar
ku sambil meletakan tangan ku di atas tangan mereka.
Selimut hitam yang menyelimuti
angkasa dan bintang yang bersinar di malam ini seakan enggan untukku menutup
mata untuk beristirahat, terlebih lagi sinar bulan yang menyinarkan cahaya
indahnya yang seolah olah mengajak ku untuk tidak tidur awal. Aku keluar untuk
berkumpul dengan teman satu desa saat aku brjalan menuju rumah Jodi terlihat
sosok hitam mirip orang di gang samping rumah teman saya karena saat itu
suasananya gelap walaupun bulan bersinar cukup teran namun seolah olah
cahayanya tidak sampai di gang itu, semakin ku perhatikan sosok itu semakin aku
penasaran untulk melihatnya dengan jelas, perlahan lahan ku dekati bayangan itu
dan jantung ku pun berdebar semakin cepat samar samar sosok itu semakin jelas
dan saat sosok itu menoleh ke araku ternyata itu adalah Jodi seorang yang akan
ku hampiri rumahnya tadi
“
Hai jod sedang apa kamu disini pake baju
hitam hitam segalalagi ” ujarku padanya.
“
Oh kamu jef aku lagi
nunggu kakak ku dia sedang sedang pesen makanan di warung ”balasnya.
“
Ohh tadi ku mau kerumah kamu tami aku
lihat hitam di gang eh malah ternyata kamu,” balasku .
“ Ya
sudah ayo kerumahku biyar kakak nanti pulang sendiri”
balas Jodi sambil melangkah.
“ Oke … ,teman teman yang
lain dimana ? ” balasku sambil berjalan
bersamanya.
“ Sudah
kumpul dari tadi di rumahku ” balasnya.
Sesampainya di rumah Jodi aku dan teman
teman yang lain bermain gitar dan ada yang sedang asyik smsan, tidak dikira
waktu telah menunjukan pukul 11.30, sebenarnya masih ingin kumpul kumpul lebih
lama lagi namun aku harus istirahat untuk tampil besok.
Fajar pun tiba suara azan
berkumandang seolah memanggilku untuk bangun dari mimpi yang indah menuju
kehidupan nyata yang penuh dengan perjuanggan dan tantangan yang selalu
menghadang, aku pun bangun dengan semangat baru yang membara dari dalam hati,
air wudu yang dingin seolah menusuk kulit dan tulangku tak menghalaniku untuk
melakukan ibadah. Seleseai ibadah aku langsung ganti pakaian untuk jogging,
udara pagi yang dingin nansejuk serasa menariku
untuk berolahraga pagi, langkah demi langkah yang ku laju dan seberapa jauh
jarak yang telah ku temupuh menyadarkanku kaluau perjalanan hidup ini masih
panjang dan banyak lika liku dalam kehidupan, bahkan terkadang ada lubang yang
sesaat menghentikan laju kita seperti lubang lubang di jalan yang sedang ku
lalui, perlu perjuangan dan kemauan yang keras dalam melalui berbagai lubang,
lika liku, bahkan naik turunya jalan kehidupan. Detik demi detik dan menit demi
menit yang kulalui tak terasa membuat
langkahku terhenti di sebuah lapangan sepak bola dan melihat sang surya terbit dari sebalah timur , perlahan aku
melangkah pulang . Aku pun mulai bersiap siap untuk acara perpisahan , ku awali dari membersihkan
tubuhku dengan mandi pagi. Air yang mengalir membasahi tubuhku menghapus peluh
dan rasa lelah yang kurasa, selesai mandi dan bergati baju aku membantu ibu
mempersiapkan sarapan untuku dan keluarga, setelah sarapan siap aku, ibu ,
kakak, dan ayah memulai sarapan bersama, selesai sarapan aku meminta izin dan
doa ibu dan ayah
“ Bu
,,, Ayah aku minta doanya supaya acara Perpisahan nanti dapat berjalan dengan
lancar tanpa halangan suatu apapun dan
band ku dapat tampil dengan performa terbaik ” ucapku sambil mencium tangan
ayah dan ibu .
“ ya nak kami doakan semoga
dapat menampilkan yang terbaik” balas ibu sambil
tersenyum.
“
terimakasih bu,,,,,,aku berangkat dulu…. Assalamualaikum”
balasku sambil bersalaman dengan ibu. Aku berangkat sekolah dengan berjalan
kaki karena jarak antara rumahku dengan sekolahan tidak begitu jauh, saat aku
hampir sampai aku bertemu dengan Danang, Danang adalah salah satu teman
terbaiku , bandnya juga akan menampilkan beberapa lagu di acara perpisahan,
“ Hai
Nang bagaimana persiapan band kamu ?” ujarku .
“ Alhamdulilah
sudah siap 100% jef, kalo band kamu bagaimana?” balasnya .
“ Tentunya
sudah siap walaupun tidak 100%” balasku.
“ Bagaimana
dengan si ana ?,apakah dia masih sedih tentang masalah kamu akan meneruskan di
tempat yang lumayan jauh?” balas danang denagn
tatapan mata yang menghawatirkan keadaan kami berdua.
“
Kurasa masih sedih soalnya selama tigatahun bersama aku dan dia baru bisa
mengenal satu sama lain di kelas tiga ini”
balasku aga bngung.
“Oh
yasudah nanti kamu selesai perpisahan lebih baik berbicara dengan Ana itung
itung pertemuan terakhir…hehe”ujar danang sambil
bercanda.
“Oke nanti aku ketemu
sama dia” balasku.
Sesampai di sekolahan aku dan teman
teman IX yang lain mempersiapkan perlengkapan acara Perpisahan. Tepat pukul
08.00 acara telah di mulai band ku tampil di urutan ke 5, acara pertama di
awali dengan pembukaan sambutan sambutan dan pentas seni tarian tradisional,
dan lain sebagainya kini tiba giliran band ku yang tampil sorakan penonton yang
meriah seolah menghantam mental kami namun berkat latihan kami yang begitu
keras tidak mengentarkan mental kami. Lagu pertama yang kami tampilkan yaitu
Coklat dengan judul Bendera setelah memainkan guitar aku tak terasa sedang ada
di pangung aku merasa sedang ada di studio tempat biasa aku dan teman teman
yang lain berlatih. Akhirnya kami sampai pada lagu terakhir dengan judul
Perpisahan Termanis, tidak banyak juga teman yang meneteskan airmatanya, setelah semuanya
selesai aku melihat performa band band lain yang tampil. Dan acara terakhir
penutup dari salah satu guru kami yaitu Pak M. Ridwan beliau memberikan
motivasi yang sangat berharga untuk kami, acara perpisahan pun selesai aku dan
teman teman kelas IX berfoto foto terlebih dahulu sebelum pulang, aku pun
mengikuti saran dari Danang untuk berbicara dengan Ana
“Hai An setelah ini kamu mau meneruskan
dimana ?” ujarku
“
Hai jg aku mau meneruskan yang di SMA 1 Subah, hehe memang kenapa?”
balasnya dengan senyum kesedihan.
“ gak
papa cuma tanya, oh ya sebentar lagi kan hari ultah kamu, kira kira apa yang
kamu inginkan ?”
“ permintaan
ku tidak banyak Cuma, ingin menjadi anak yang soleh, berbakti pada orang tua
dan menjadi orang sukses…… hehehe, aku tidak bisa membayang kan setelah kita
berpisah dan di terima di sekolah kita masing masing aku dan kamu akan jarang
bertemu mengurusi kehidupan masing masing dan melupakan semuanya”
“ jika
kita jarang bertemu kitakan masih bisa berkomunikasi jarak jauh hehehe, dan aku
gak akan melupakan semua tenang kita dan teman teman yang lain, baik itu saat
kita tertawa , bercanda , saat duka, bahkan saat kita semua menangis bersama
aku tidak akan melupakanya kenangan dari sahabat sahabat terbaiku adalah kenangan
yang terindah dan takdapat ku ulang dalam kehidupanku ini jadi ku berusaha
untuk tidak melupakanya semudah itu”
balasku sambil sedikit menghiburnya
“ hehe
serius sekali huff……, apa kamu yakin ?” balasnya sambil membendung airmata
yang akan keluar.
“ ya
aku yakin ,,,,, kenapa sedih senyum dong, di saat terakhir ini aku ingin
melihat sebuah senyuman bukan sebuah airmata yang menetes, lagipula akhir ini
adalah sebuah awal bagi kita yakan…”
“ ni
gak nangis si …, sebelum kamu pulang aku ingin memberikan kamu sesuatu, ku tau
benda ini bukanlah benda yang mahal harganya namun lihatlah dari ketulusan
hatinya oke, aku ingin kamu menyimpanya dan jengan samiapai hilang, jika suatu
saat kamu rindu dengan ku atau dengan sahabat sahabat kamu lihat dan kenanglah
saat dulu kita semua berlatih bersama dan menunjukan kemampuan kita pada
pelatih untuk mendapatkan benda ini”
Saat ku buka bungkus benda itu ternyata
benda itu adalah sebuah sebuah gelang pramuka yang dulu pernah ku perebutkan
dengan teman teman DP dengan menguji berbagai kemampuan, dan yang hanya dapat
mendapatkanya hanya aku dan Ana. Saat kami berjalan keluar menuju gerbang
sekolah aku berkata dalam hati“ Walau
kita jauh namun hati kita dekat, walau kita terbentang jarak yang jauh namun
sahabat sejati akan selalu ada di hati”
Saat itu adalah saat terakhir bertemu di
sekolah. Terkadang kita harus mengambi keputusan yang mengorbankan sesuatu yang
berharga untuk sesuatu yang besar , dan lebih berharga, jika ada pertemuan
pasti ada perpisahan, namun perpisahan bukanlah akhir dari segalanya perpisahan
adalah garis start untuk membuka dan membangun lembaran baru yang lebih baik…
THE END
Best Merit Casino | Play Online, NetEnt, Evolution
BalasHapusPlay Online, NetEnt, Evolution, IGT, 메리트카지노 Pragmatic Play, Play'n GO, Blueprint Gaming, 제왕카지노 TopGame, 바카라 사이트 Play'n GO, Microgaming, Play'n'Go, Microgaming,